Selasa, 05 April 2011

Chapter 50 : Little Black Book

1st March 2011

 

Five Kiss Marks.

Noah mengambil langkah pertamanya dengan pasti. Tanpa berkelok, lurus dan hentakannya mantap. “Are you gay?”

“It’s a gay bar… That’s one silly question.” Jawab pria tinggi itu dengan tatapan terpana.

“No. I mean… Are you gay enough to fuck me?” tanyanya lagi.

“You gay. I’m gay. We’re made for each other.” Dia melingkarkan tangannya ke perut Noah.

“Gimme your phone number, I’ll bump into your place another night.”

He got it! SNAP SNAP! That easy?

Tissue bertuliskan nomor telepon pria itu dikibaskannya kearah kami.

“I love your Spiked High-Top Sneakers. Are those Louboutin? Cuteee!” teriak kecil pria itu.

Noah berhenti melangkah, mengangguk membelakanginya sambil mengacungkan jempol kepadanya, lalu berjalan lagi ke arah kami.

---

Keith memekik. “Ouchh menn! U did it!!” dan kami terpana pada hal barusan.

Just like that? I still need to pray, scratching my balls, and BIG guts to do that kind of thing!

Lalu Noah duduk di sebelah kami, mengambil tas kulitnya sambil kemudian mengeluarkan buku hitam kecil. Dia membukanya, kami menyaksikannya.

“Yang tadi namanya Bruno. And he’s a bottom in disguise.” Ujarnya sambil mengcopy nomor dan nama itu pada halaman tengah buku tadi.

“That bulky guy? I thought he’s a top! How do you know?” kata Cyrus.

“It’s a gift. Straight guys wont notice your shoes, neither top gay guy. And he’s applying lip-balm too much.” Kerling Noah.

“Bruno… Bottom. Delicious. Beefy yummy body. 085740020xxx. Next round baby! Two Kiss marks out of five!!” tulisnya dalam kolom itu.

“Apaan tuh, Noah?” tanya saya.

“My little blackbook.”

Jadi kata Noah, di Little Black Book itu dia tuliskan semua nama pria yang pernah ada di hidup dia.

Dua puluh halaman depan untuk pria yang pernah serius atau paling tidak pernah ‘having intimate moment’ bersama dia. “Semua yang disini purely top, decent, high-qualified. First class, baby!” kata dia.

Dua puluh halaman di tengah untuk pria yang belum kepake dan bisa dipakai kapanpun. Yang nanti-nanti-saja. Yang akan dia hubungi kali pria-pria dari halaman depan lagi enggak available. “Cadangan itu perlu. Kalo enggak ada red wine, cheap-liquor juga boleh!” jelasnya lagi.

Dua puluh halaman di belakang? You already know, pastinya. Yang ini buat ditulisin nama-nama pria yang harus dihindari. Dangerous, maniac, fucking-ugly, annoying and morons. “Black-list pokoknya. You wont even open those last pages.” Cegahnya pada Cyrus.

Saya tercenung… Lamaaa. “Are you a sex maniac?” tanya saya.

Noah ngakak. “That’s harsh. Lets say, I don’t fuck any guy twice. Having sex with the same guy is like having an iPod with one song. Over and over. BLEH!”

“Just sex? No serious relationship?” tanya saya lagi.

Noah menenggak appletini-nya. “Hon, sex is not the answer. Sex is the question, and YES is the answer.”

Saya meringis. This guy ROCKS!



The VERY First Page.

Noah menenggak appletini ketiganya, dan kami sibuk melihat halaman per halaman buku itu. “Omigad! Elu pernah sama Billy?” tanya Keith antusias.

“He’s good in bed, right?” Keith mengangguk geli mendengar review sang mantan.

“Elu nge-blacklist Mike?” kali ini Cyrus yang bertanya.

“Ahh that big-ego guy. My middle-finger is longer than his dick. Now you know why I put his name on the last page.” Cyrus menggaruk pipinya. Itu kan mantan Cyrus. Hihihi.

Saya membuka halaman paling depan. Satu halaman cuma satu nama? Pake tinta biru pula. “Siapa tuh Anderson Wang? Five kiss marks.”

Noah menghentikan tegukannya. “He’s the blue whale.”

“Maksudnya?”

“You know… I think he was the only guy that ever said NO to me…”

Seriusan? Si Noah yang secuakeeep ini pernah ditolak juga?

“Udah pake segala cara, udah pake segala rayuan. Bahkan gua sampe belain ngatur dinner berdua sama dia, but he never came up!” umpatnya.

“Yea! Anderson is one big slick fish. Hard to get, even harder to catch!” tambah Keith.

“Are you giving up?” tanya saya lagi.

“Me? Giving up on this guy? No way! Makanya itu gua taruh di halaman pertama banget, biar gua termotivasi. Jiwa gua bener-bener penasaran deh kalo sampe mati engga dapetin dia.” Noah mulai berapi-api.

I’m starting to think to have my own little black book. Bukan buat nyatet hal-hal yang kaya Noah lakuin ya. Tapi buat nyatet track record saya yang sudah mulai menggila belakangan. Biar ada rem-nya, biar enggak blong!

Yes! I’m gonna buy that goddamn empty little black book tomorrow!

“The rest is still unwritten…” senandung Noah.

---

Kami berempat kedinginan menunggu taxi di bibir gedung ketika seorang pria datang menghadap Noah.

“You’re Noah, right?” tebaknya.

“Hmmm?” matanya menelanjangi pria didepannya.

“We had sex two weeks ago.” Katanya.

“I’m sorry hunky, I always have trouble remembering three things : Faces, Name, and… I can’t even remember what the third thing is!” sahutnya.

Pria itu sambil agak kesal meninggalkan kami menuju lift.

“That was… Landon. Just a name in my little black book. Good in bed. But honey, when Carrie Bradshaw doesn’t wear anything twice, I don’t fuck any guy twice.”

Kami ngakak sambil menghisap rokok kami.

 

By.C

1 komentar:

Anonim mengatakan...

I love this guy