Senin, 27 September 2010

CHAPTER 35 : SIX YEARS LATER

3 September 2010

 

Me - Version 2.0

Last week, when I was queuing on a big supermarket, accidentally I met my High-School Friend.

Dia keliatannya repot banget sambil bawa anak cowo kecil yang saking berisiknya sampe mau saya sumpelin kondom yang ada di keranjang belanja saya.

“Oh little boy, u don’t know that sometimes u better suck a mint-condom than Math on your class. 

Then here’s my pray for u : Dear math, I don't want to solve your problems because I have my own. May Lord blessing baby-boy!

Males sih sebenernya nyapa orang-orang dari masa lalu, tapi… 

“Hei, Adrian!” shit, what can I say! Dia ternyata milih ngantri di belakang saya.

Dia kayanya agak pangling, tapi sedetik kemudian senyum sambil ngajak salaman. “Chris!!”

Cerita punya cerita, si jago basket di sekolahan saya ini sekarang udah beranak. 

Dan itu anaknya yang baru umur setahun!

“Heh?  Kapan nikahnya? Kamu baru umur 24 loh! Ga terlalu cepatkah?”

“Gimana lagi dong.. Kebelet gituan. Baru setaun lalu nikahnya kok.”

Oh Man! That’s the silliest excuse I’ve ever heard.

You could just go to the nearest Hooker-Ville and bang some girls! U don’t  have to take that big responsibility!

Marriage plus one noisy BabyBoy. Okay. Perfect. Kamu bahkan belum mapan, berani taruhan!

“Oh ic.. Sekarang kerja apa Adrian?” kepo deh ini mulut.

“Baru lulus enam bulan lalu, dan baru dua bulan ini kerja di bank jadi sales marketing. Berat rasanya. Untung macem-macem masih dibantuin biaya orang tua kita.”

See? One idiot action and now he screwed up the whole team !

Then I smiled. He was crazily hot and jerk at the same time when in High-School. And now his life is a mess. Not to mention his bad hair-do and flabby tummy in present time.

Like old people said : Revenge is sweet. But Karma is tasty.

 

--

“Kamu sekarang beda ya, keliatan cakep yah sekarang! How’s life?”

Oh jelass! Itulah enaknya punya jiwa binan. Lebih sadar ngerawat dan maintain diri. Living in healthy life. Soul and body. “Oh I’m great!” yes I’m great, baby!

“Beli condom buat apa Chris?”

Arrrrghhh! Saya lupa kalo lagi beli kondom buat nikah sama papoy =p !

Dia senyum sambil mengangkat dagunya. “U never changed, yah. Still faggot that I know on high-school. Hahaha.”

Saya mangap. “Heh???”

“Eh cuma becanda loh! HAHAHAA!” becanda apaan? That’s not funny, young jerk!

Ambil nafas-tarik-lepaskan. “Buat gituan lah. Emang mau dibuat wadah isi es bon-bon?!”

“Heh? Serius? Sama siapa? Cewe yang mana?”

“Dude, I’m a faggot. I’m gay. I eat dick. So what?”

Sekarang dia gantian mangap. “Seriusan? Yang benerrr? Ah becanda kelewatan!”

Saya diam saja. Tapi dia terus nanya.

“Seriusan kamu suka cowo?” sialan! Si kasir sampe ngeliatin sambil cengengesan.

“Do want me to suck yours ??!! SHOOOHH !!”

Lalu dia pindah ke antrian sebelah. What now? High-school critical the sequel?

Sigh.

 

Oh god. I better listen to my Mama. 

She once said : If someone throws a stone at you. Throw a flower at him, but make sure the flower is still in the pot !!!

That’s all I want to do right now !!

 

 

By.C

 

 

Sabtu, 11 September 2010

CHAPTER 34 : THE UNOFFICIAL BOY

1st September 2010


Enemy turned Friend

Here’s another story about one species that I hate : GOLD DIGGER.

The name is June. He’s damn cute and everything. Flawless white skin, perfect smile, nice attitude, and lady-like.

But one thing so ugly about him that I heard. Rumor has it, he always dating filthy riches men.

His current boyfriend is married men with a son. He has big fat bank account, a landlord, and June got all of the facilities by doing nothing.

Then my gold digger alarm went on.

And I was like.. “Great.. Not just another pretty face to see.” in sarcasm perspective.

Akhirnya ada kesempatan kenalan langsung sama si ‘living-legend’ ini gara-gara Cyrrus ajakin dia ke Mall.

“June. Umur dua satu.” Senyumnya ramah. Saya sudah males benernya. Mau ngapain nih kucing temenan ama Cyrrus segala.

“Yeah.. we know you. Bye for now.” Balas Keith yang langsung pamit ke gym diatas. SHIT !

I really want to go, tapi udah kadung janji mau cari blazer bareng Cyrrus. I always hate plan B.

Oke, sejam kedepan harus pasang pagar betis invisible, mata memicing, dan ngomong seperlunya. Sebagai peringatan “Don’t talk to me, u home-wrecker!”

“You might try this on, Chris? Looks good on you.” Katanya di fitting room sambil melepas blazer yang baru dicobanya.

Saya menggeleng. That’s one knitted blazer with high-priced tag. “Errmm.. No need, June. Not my style. I can’t afford it, though.”

“I will buy this one next month. In L size.”

“L size? I thought u’re S size.”

Setelah saya tanya, ternyata dia mau beli itu buat kado ultah sugarDADDY-nya itu. Kenapa harus next month? Kenapa engga sekarang? Just swipe that Titanium Credit Card nohhh.

“Nunggu gaji dari agency dulu. Bayarannya baru cair bulan depan. This prize has to be special.”

“Does he even care?” tolong setrika mulut saya sekarang! I shouldn’t have asked that!

Beberapa menit kemudian saya jadi simpati habis-habisan sama dia.

Gara-garanya, dia nangis-nangis setelah debat di telepon sama pacarnya itu. Point-nya, he will be out of town for couple months. Family vacation.

"I don't want to be your number 1, because that means that there is a 2 and 3!! I want to be your only one!" teriaknya sambil membanting teleponnya di tumpukan baju.

Selanjutnya dia nyerocos sendiri. Betapa dia selalu kalah dari keluarganya.

Yaiyalah! Situ cuma kasih kepuasan, sementara istri dan balita cowonya itu bisa kasih semua kebahagiaan. The true happiness.

“But I really love him, you know.” And June, so does his real little family.

Beberapa menit kemudian baru dia tenang. “Okay. No matter how I prove myself, I will always be under the light. I will never win. Enggak apa-apa. Asal dia enggak hilang. I’ll be fine.”

Tapi saya lumayan kagum sama ini anak. Pemikirannya kadang bikin mikir sendiri. He’s really ahead of his age. Like he has been through many things and still survives.

“When I was small, I laughed less but there was infinite hidden joy. As I grew up, I learn to laugh a lot to hide the unspoken sadness.” Kata dia lirih.

Well. I really want to hug him now. Sekarang baru tahu, semua cerita, selalu punya dua sisi. Find the blind side, and then u will know the different version.

“Jadi apa status kalian sebenernya? Pacaran juga bukan kan?” tanya Cyrrus.

“Technically I'm single, but emotionally I'm completely taken. Cause in my mind I will always be his boy. His unofficial boy.”

Saya trenyuh.

U will never know when someone comes in n press 'play' on your paused life.

 

 

Friend Turned Enemy

Yang ini beda kisah lagi.

Yang satu ini dulu normal-normal aja. Dulu down-to-earth, sekarang enggak inget yang namanya mijak tanah. Barangnya baru-baru. BB baru, baju baru, semua baru.

Usut punya usut, ternyata jual sana jual sini.

Gayanya kaya OKB. Petentang-petenteng bawa Bally palsu. “Like I don’t know the fact! Tas nya KW dua, yang bawa mukanya KW 10!” batin Keith.

Itu orang kok jadi kejerumus gitu yah. “Kesambet roh Lonte Birahi kali.”

Malesin jalan sama orang kaya begituan, bikin reputasi jadi tambah runyam aja. Ntar sekalian ditawar orang pas jalan bareng. “Buy one get Three dong. Diskon dikit gitu sama Om tersayang.”

Tersayang muke lu mbendul! Tahi ndiri aja juga gua ogah kasih ke elu.

“Hei Keith!” sapanya di bagian Pull & Dipping.

“Hmm…” jawab gitu aja cukup kayanya. Annoy ini orang. Mana di gym sini banyak om-om gatel. Ntar dikira satu agensi lagi sama ini kucing.

“Onyx baru tuh?”

“Iya. Beli ndiri.” Iye belinya sendiri, tapi duitnya dari uluran kasih Daddy beta tercinta.

“Oh.. titipin locker room aja. Enggak usah show off. Pake foto-foto segala.”

One killing sentence. Tapi si kucing itu kayanya telinga tebel juga. Tetep sibuk sok BBM-an.

“Mana temen-temen elu?”

“Enggak tau. Pada sibuk.” Helehhh.. kaya gua enggak tau aja. Temen-temen elu juga pada males sama elu. Makanya mendingan elunya dibuang daripada ntar ikutan jadi kaum terbuang.

Kaya gua engga tau aja dua mantan terakhir lu cerita ke gua kalo elu sukanya ngutil duit dari dompet mereka diem-diem.

Pindah ke bagian pull-up. “Dan elu kenapa sih ngikutin gua terus?” bentak Keith.

“Yee. Suka-suka dong. Weekkkk…” Hidih, mana sok imut pula. Emang bener pepatah bilang. Diatas langit ada langit. Di bawah jurang ada jurang. Nah dia ini bukan jurang lagi, tapi palung.

“Back off and don’t show your sold shinny ass on me anymore, u kitten!”

Dia diam. “Maksudnya? Enggak mudeng. Indonesia dooong.”

“KAMPUNGAN !!”

 

 

by.C

Senin, 06 September 2010

CHAPTER 33 : SECOND PUBERTY

August 29, 2010

 

Zero Puberty

Dulu, waktu masih kecil, saya tanya Mama. “Andropause apa sih??”

Then she said, “Ask ur Dad. Its not Women thing.” But since I don’t get along with my Dad, I better keep that question to myself.

Until one day, I know what Andropause is..

 

The 1st Puberty

Kalo inget jaman teenager dulu, rasanya kok tengsin yah. Mellow-mellow ga jelas gara-gara kesepian ga ada cinta. Apaan sih !! Haishh !!

Kalo dulu ngeliat percintaan orang, rasanya kaya “Heavenly Sweet” sampe-sampe tai kucing berasa coklat. Yang coklat manis malah berasa tai kucing. 

Sekarang udah bisa maintain perasaan. Labil dikit boleh-lah. But don’t show ur emotion to people. It’s a weakness. They will read you easily.

Kalo dulu rasanya horny melulu. Kawin sama tangan melulu. Sekarang malah kadang bosen kalo mau “gini-gitu” sama yang beneran.

Blehhh!! Its just like, “Not my priorities anymore, dude!” sex can be bored sometimes.

Then u got the real love, from the real one. Rasanya disitu semua emosi memfusi. Lalu habis. Sampai dimana ada titik jenuh. “I’m done with this drama.”

Until u say… “Cape. Want to rest my heart for a while.”

Then you are hiding in your comfort zone. 

Too comfy till you don’t know what’s going on out there.

Till you don’t know who is going down, and who is moving up.

Till one day…

 

The 2nd Puberty

There he is !

Bedroom-Bathroom-Desk Work-Canteen-Parking Area-Bathroom-Dinner on Bedroom-Hello Badroom.

What a cycle !

Wait, what’s missing? 

Where’s my dreams: Wake up and smooching my hubby’s chest, then showering together. After that, we’re heading to the different office, and sex-ting to release the stressed-out after lunch break at canteen.

Showering again. Fine dining on casual restaurant, then he will be my dessert on bed. HALLO SWEETDREAM!

Every men’s dream is to achieve three goals : Emotionally Mature, Financially Mature, and Sexually Mature.

And the men that I’m going to tell u, just got the Financially Mature achievement.

He forgets what are the rules to get the hot one onto your bed.

He forgets how to tease, licking, and playing your nipples.

And not to mention…

He forgets how to play his dick and what is it for !!

“Com’on Dick! Make me proud of you, just this moment! I really want to get laid tonight!”

And he’s still wondering, “Sekarang gaya ML paling enak apa ya? Is missionary still on the hot track?”


Sebenernya ini orang ga se-pathetic itu sih. Sempet kagum juga sama satu statement dia : “Don’t you ever say that you COMPLETE ME ! Pacar enggak bakal bisa bikin hidup kamu komplit. Hidupmu harus komplit dulu tanpa siapapun. Dan baru setelah itu, seseorang akan datang untuk menemanimu menjalaninya.”

Ermmm.. That’s true, Sir. Tapi buat pria –Fourty Something- seperti anda, peluangnya makin kecil. Ibarat ikan, kolam anda untuk berenang dan cari ikan sejenis, bakalan lebih kecil dan cetek.

“I’ll jump into another fishpond, then” Saya cuma bisa ngangguk-ngangguk ngantuk ngedengerin dia nyerocos sendiri.

--

Friday, Cyrrus was checking out his facebook message.

One new message-open :

Hi sinyo.. 

Manis banget kamu. Sini main ke rumah Om, ada banyak permen lho. Mau minta apa juga Om kasih. Rumah Om deket kok di daerah pusat.

SMS-in ke Om nomer hape kamu ya. Nanti Om jemput.

-DELETED-

 

“WOOOOAANJEEEEEENG!” lantang Cyrrus di coffee-shop disaksikan saya dan Keith yang kemudian ikut mem-block si Om itu.


 

By-C