Selasa, 15 Februari 2011

Chapter 45 : Puppy Love

5 Februari 2011


Lovesick Puppy.

Kami bertiga terduduk di kursi maroon kami, menyeruput coffee favorit masing-masing sambil menganga melihat pemandangan didepan : TWO YOUNG BOYS, CUDDLING AND FLIPPING HAIRS TO EACH OTHERS.

“And they both are bottom.” Belum pernah saya lihat Keith menganga selebar itu.

“Ekkk! U’re so 80s! Sekarang udah enggak jaman ya klasifikasi. Yang penting saling cinta.”

“Shuddup, you queen of twinks! I bet they don’t even know what love is!” balasnya pada Cyrus.

Ga salah lihat. Diruangan yang nyelimpet deket toilet itu, dua anak pake seragam hi-school, lagi lomba jamah menjamah.

Wait, what did I do back to my hi-school moment? QUESTIONING MY SEXUAL PREFERENCE EVERY SINGLE DAYS !

And those kiddos ?! Already doing tat puppy love-thing?!

“Puppy love is kind of sweet, you know! Its like… Summer Love. After the season is over, then goodbye lover.” tambah Cyrus lagi.

“Boro-boro summer love. Besok sebelum musim kedondong selesai, mereka juga udah bubaran, terus akhirnya musuhan sampe tua. Blehh! Kiddos!” I second that, Keith!

It got me thinking. Aren’t we just the same puppy?

We, twenty something boys, dating guys like endlessly. Either chasing for the RIGHT bone, or looking for nothing but another bitch then LEFT them behind.

The point is : WE DON’T EVEN KNOW WHAT WE WANT! Lalu, daripada pusing, ambil yang ada sekarang. Ending belakangan. DANG !!

I rolled my eyes when those kiddos looking back at us. “Get a room, you two little lovesick puppies!!” bentak Keith sambil melempar buntalan tissue ke arah mereka.

“Udah cukup yeh gua tiap hari ngebaca TDA (twitter display of affection) binan-binan in love. Enggak butuh ngeliat PDA (Public Display of Affection) begituan di coffee shop sakral kita!” Kedua anak itu langsung ngeloyor sambil nunduk.

Yeah great! Keith barusan mendeklarasikan pada kedua anak itu bahwa kita bertiga bagaikan “Trio Chihuahua: Single & Hungry!” yang iri ngeliat mereka.

Tengsin, bahhh !!

 

Papa Gorilla &  Baby Chimpanzee.

Disana puppy love. Disini namanya cinta monyet.

And I still can’t believe that I’m writing about primates this time. Tapi apa boleh buat, katanya kita ini satu nenek moyang dulunya, makanya sifatnya agak-agak mirip : Brutal.

I mean… Look at the monkey, it fucks everything that move. Tukang siomay pink lewat, pohon pisang bergoyang, sampe kucing tetangga. (mata zoom in-zoom out to Cyrus and Keith, lolz).

“Heh! Paling engga gua bukan topeng monyet kaya elu! Dasar show-stopper!” toyor Cyrus. Hihihi.

Jadi inget si Benedict dan Felix, couple dewasa abad 22 yang sudah pacaran lima tahun.

Si Benedict ini bagai Papa Gorilla, ex-bastard, umur 45, dan super-nice. Terus Felix ini si bayi simpanse,  umur 33, the sweetheart ,and YES, he’s a good ‘wife’.

Benedict once told me, “Respecting and being loyal to Felix is my redemption of my past.”

Lah? Memang ada apaan dulunya?

Ben lanjut cerita. Dulu sepuluh tahun lalu, Ben menyia-nyiakan BF-nya yang masih umur 20an waktu itu. Selingkuh terang-terangan, suka ngebentak dan marah tanpa alasan. Padahal BF-nya itu mengabdi luar biasa dan penurut. Dua tahun kondisi itu berjalan.

Suatu hari, BF-nya ini ditemukan menggantung dirinya sendiri di langit-langit kamar kost-nya sambil meninggalkan surat kecil di tumpukan baju Benedict yang baru diambilnya dari laundry. “Jangan menyalahkan dirimu lagi. Ini salahku yang tak pernah sempurna bagi dirimu…”

Lima tahun Ben dihantui rasa bersalah. Lima tahun pula dibutuhkan Ben untuk pulih dari semua itu.

I’m stoned watching Benedict cried like a baby in front of me at that time. Ada juga cerita drama plus horror beginian yak!!

“It takes only a minute to get a crush on someone, an hour to like someone, and a day to love someone. But it takes a lifetime to forget someone.” Kata Papa Gorilla pada kami bertiga saat moment itu.

 

Dia menggenggam tangan Felix. “Me, at almost fifty, beginning to despair of ever finding the love of my life. Perhaps he’s out there. Perhaps he doesn’t exist. But here I am, holding his hand for a lifetime commitment.”

Awww!! We’re melted like butter.

“Tapi enggak main bentak dan emosional kan sama si Felix untuk komitmen kali ini?” tanya saya.

High blood pressure, High cholesterol, High anxiety, High blood sugar... Getting "HIGH" is no fun at all at my age.” Then we laughed.

“Don’t monkey around, the consequence is big.” Pesannya terakhir sebelum pamit pada kami dan membukakan pintu untuk Felix.

---

Back to present time! Saya masih terpaku gara-gara inget kisah nyata barusan. I’ve done awful things to my latest ex… Hope he’s doing fine.

Then I’m whispering to myself… “NEVER EVER tell someone you love him if you are not planning to prove it, because a loving heart will believe even the most hurtful lie...”

Let’s fall in love in another life, my puppy =’)

 

 

By.C

Sabtu, 05 Februari 2011

Chapter 44 : The Power of Heavage

 

Low.

Our culture teaches us how to be sexier, in every way.

There’s some kind of unwritten rule : being sexy first, then u deserve a great sex.

Shorter shorts. Shorter sleeves. And yes, solid muscles.

I just bumped onto Cedric when he’s using bench-press on the gym. “Kayanya makin tebel deh, Dric…”

“Apanya? Foundation gua yah?” tanya Cedric yang hari itu keliatan yummier than ever.

“Dohhh! Ur chest!” seru saya.

“Aren’t these sexy?” cedric memulai gerakan otot dadanya naik-turun, busung-bungkuk, goyang-goyang.

Sheez… it turned me off, you know!

Sebenernya agak iri sih ngeliatnya. There’s a time I want to have those bluffly chests, there’s a time I want it just simply flat.

I don’t even know what I want! So what I’ve got? 

-In between kinda chest?-

(Can I blame my ugly-chest genetic? Hihihi…)

“Masih untung punya elu engga gua julukin boobies!” ini Keith darimana nongol sih! Blehh! Tau-tau toel-toel dada saya.

Saya balik men-toel dada Keith yang juga kategori IN BETWEEN. "Nah daripada punya elu, kaya kue cucur abis tumplek ke aspal basah. Abstrak!”

Keith men-toel balik. Ini edisi toel-toel an di gym bakal bikin penghuni pada curiga deh yaaa lama-lama!

Eh btw, Cedric tells me, his bluffly chest got him into many new sex partners and dates.

Jadi sekarang sex appeal bukan cuma modal muka ranjang, muffin-butts, big arms, apalagi tribal tattoos.

BLUFFLY SOLID CHEST IS… IN!

“I’m oversexed for this whole month. Thanks to these twins.” Goyangnya lagi sebelum pamit mandi. Merinding ahhh ngeliatnya.

 

SUPER LOW.

Okay, V-Neck shirt was sexy enough. Nah kalo super low V-Neck? Aduh itu nipplenya sampe acak adut mau muntah gara-gara saking sentosanya.

“You like what you see, lady boy?” sindir Keith setelah melihat Cyrus memutarkan kepalanya 360 derajat demi melihat species barusan yang nongol di antrian coffee shop.

“Mau ngesun… Nerkam… Aummm!” balasnya.

“Bangke! Cleavage gituan apa bagusnya sih! Malah jijik. Jadi keinget susu emak-emak mbleber yang netekin bayi berisiknya di food court.”

“It’s Heavage, baby. Belahan dada cowo. And it’s the new sexy.” Terang saya.

Keith menaikkan alisnya. “Great. What’s next? Celana jeans yang keliatan belahan pantatnya? Kaos yang kelihatan belahan ketiaknya?”

“Berisikkkk! Pemandangan gituan harusnya bukan untuk diperdebatkan. Can you just sit pretty and enjoy that heavage-show?” seru Cyrus.

Cyrus was right. Kenapa ya gua nulis tentang heavage segala? Can we just enjoy it?

“Siapa tadi namanya elu sebut?”

“Yang lagi antri? Cedric. Top. 27 tahun.”

Cyrus sigap berdiri. “Guys, I don’t have that heavage, tapi gua ada belahan lain kok. Dan permisi, gua mau nambah pesen Mango Blast dulu yeh.” 

EWWW!

Kami terdiam menunggu adegan selanjutnya. Was-was cemas meremas gemas pinggiran sofa.

“Hi, there. Kamu Cedric temennya Chris sama Keith, bukan?” sapanya.

Cedric rasanya tertarik. Mereka ngobrol cukup lama di antrian panjang itu.

And in the end of the queue-line, Cyrus menutupnya dengan pick-up line cheesy andalannya. “I’m looking for some treasure… May I see your naked chest?”

And he got it!!

NASTY CYRUS !!!

 

By.C