Jumat, 04 Desember 2009

Chapter 9 : No Girl Allowed

November 24, 2009

 

Disturbia.

Bitches and Queers, now I present you… Keith Wang The Raccoon…!!” joke barusan berhasil membuat Keith sedikit menyimpulkan senyumnya, sebelum akhirnya menarik kuping kiri Lilith.

Nggak usah nanya kenapa dia dijuluki itu baru-baru ini. Eye-bag barunya itu ya gara-gara aksi menangisnya pasca ‘ugly break-up’ dari Koh Billy. “Ngapain aja sampe bisa segede itu?” Cyrrus takjub.

Cigars. lot of.. coffee.. lot of.. james blunt’s songs.. lot of..tears.. lot of his face inside my head..” Lilith langsung memeluknya.

Si feminine yang maniak cocktail-mini-dress ini sudah lama jadi tetangga Keith. Pernah ada kisah cinta monyet diantara mereka. One big slap waktu Keith menolak cookies perkenalan buatannya. Sebuah tamparan ketika Keith memutuskan mengambil kuliah DKV. Dan dua tamparan ketika Keith ngaku Gay, “Kenapa ga ngaku dari dulu sih? Kan bisa ngejar Cyrrus! Plakk! Apa?? Cyrrus juga Gay?? Setan homo semua! Plakk! Sekarang setirin anterin gua beli pembalut!”

Sekonyol dan seunik itulah hubungan mereka. Lilith sudah menjadi bagian dari kami. Lalu dia mengambil shawl dari leher Cyrrus, “It’s not cute on you, weee!!” Cyrrus balas menjulurkan lidahnya.

Saya memikirkan beberapa kisah tragis ‘tak sampai jadian’ saya. Kebanyakan berakhir tak jelas karena salah satu pihak berhenti memikirkan opositnya. Seperti tiba-tiba bangun pagi dan merasa waktunya sudah habis dan cukup dengan pria ini. Perasaan seperti waktu kita berkaca dan cukup sudah dengan model rambut yang ini. Ganti segera! Tak usah dipikirkan! Menyakitkan memang.. “I just can’t spend my whole life and my whole time with u! Only one guy?? Na-Ahhhh!”

Its 2am.. I checked Keith’s facebook in the middle of the night to make sure he was okay : KEITH WANG : I spend long nights by myself, erasing my thoughts and your images a thousand times.. (18minutes ago)

Aduh nih setan.. Kalo lagi patah hati, bener2 bukan dirinya lagi dah. Ga berapa lama dia telepon. Am I the last person in this 2am to be called? Damn Keith!

Suaranya parau dari sana, “Rokok ke delapan, Heineken ke tiga, masih di taman… huhuhu..” mata ini sungguh berat, namun janji ‘anytime will be there for u’ saya sama dia harus dilaksanakan dong. Dan sejam berikutnya adalah sesi mengenang kembali. Disturbia bagi Keith, disturbia juga bagi saya. Kapan ini berakhir?!

“Ini harus diakhiri..” bisik saya pada Lilith besok paginya di kampus. Dia mengacungkan jempolnya mantap.

 

Cookies Monster.

Ini sepenuhnya ide Lilith untuk mengambil kursus kilat membuat cookies. “Saya cuma memberikan basic, kalianlah yang menentukan apa isi dan topping-nya.” Kata chef diakhir kelas. Saya dan Cyrrus udah menyerah dari tahap menakar adonan, lega. Kami bukan binan yang selembut dan sesabar itu. Enakan beli langsung!

“They’re look like a couple, aren’t they? Cute couple..” bisik Cyrrus. Dari tadi Lilith dan Keith dengan tenangnya membuat cookies. Tema mereka adalah MONSTER. Cookies berukuran raksasa yang bahkan chef nya sendiri cuma bisa melongo dan malas ngritik.

Lumayanlah, Keith jadi terlena dengan hal lain. “Ayo buat empat monster. Masih kurang tiga!” omel Lilith. Kita pulang saja, gak sanggup lihat proses panjang itu 4 kali lagi.

Selanjutnya malam itu kami kembali berkumpul di coffee-shop seperti biasa. Lilith katanya akan menyusul sejam lagi. “Ini kan khusus binan doang. No girl allowed! Even her!” protes Keith. Kami hanya diam.

Rasanya Lilith gak jadi datang deh. Ini hujan, dan dia paling takut hujan. Mana gak bisa nyetir mobil pula. Waitress menghampiri Keith, “Maaf Koh, ada yang mencari anda diluar. Dia tidak mau masuk.”

Keith menjatuhkan rokoknya ketika mendapati Emilia basah didekat mobilnya, kemudian berlari menghampirinya. “Stupid Barbie! Kamu kan punya potensi kena paru-paru basah! Ngapain disini?”

Dia cengengesan, “Hehe.. Sekali-kali lah. Sori telat, engga ada taksi yang mau kesini, katanya banjir. Yaudah jalan kaki. Bawa payung tapi payungnya terbang. Huhu…” posenya sok imut. “Geblek!”

“Wee! Dasar homo! Ini!” dia menyerahkan box yang terbuntal tas plastik. Kemudian dibukanya. Empat ‘monster’ dengan ukiran choco chip. F.I.N.E

Keith kaku. Dia hanya tunduk pada orang yang bisa melumerkan hatinya dengan cara yang aneh nan bodoh. Dan gadis ini berhasil!

Dia tersenyum lebar. “Do you want me to be fine.. atau cookies ini elu bilang fine sendiri?” kepalan lemah Lilith meninju lengan Keith. “You bitch! Hahaha. Setan homo..!”

 Keith, be fine. Because you are fine, because your life is fine, because everything is fine. We never stop loving you, jadi kenapa kamu berusaha mencari cinta yang lain? Menangisi cinta yang bahkan tidak menengok padamu? Fine? I’ve never wished to be your girlfriend, tapi please, be fine.” Mata mereka saling berkaca-kaca dan berpandangan lama. Lalu Keith mencium bibir mungil itu untuk pertama kalinya.

“How does it feel?” tanya Keith yang tersenyum lebar.

“Real men would be better… Hahaha.” Lalu dia memeluk Lilith erat.

Kami memandanginya dari sekat kaca. “They’re cute couple, aren’t they?” tanya Cyrrus sekali lagi. Sekali lagi juga, No comment, ibuk! Pertanyaan retoris!

“Ayo ganti baju di mobil. Aku ada t-shirt plus shorts.”

Untuk pertama kalinya kami mematahkan peraturan kami, saudara-saudara.
“Let that girl in, Keith.. Get her in!!”

“Tapi dia cewe, woi! jangan ah.”

“We don’t see any girl. Do we, Baby Cy?” tanya saya.

“Aaaaa! U GAYS are cool!!” teriak Lilith.

 

By.C

Sabtu, 14 November 2009

Chapter 8 : Another Pain in the Ass!

October 5, 2009


Disturbing Behavior.

Ko-Cyrrus! Kok ga balas sms!!?? Marah ya? T.T huhuw..

Mau didi lompat dari balkon ya??!! >.<


“And since when u’re dating kiddo?” asap rokok saya sampai berhamburan dari mulut gara-gara Cyrrus menunjukkan sms itu.

“Ah shut-up. Lu berdua belum lihat sih dia cute banget.”

“Euuchh!! Tetep aja anak kecil! Under 17! I don’t do kids! Dan itu tulisan.. Jahh.. Pasti anaknya ngondek dan ngetik smsnya pake tuncep2 ‘aih cebelll gegeh ga balesh baleshhhh’. Bales sono!!”

Keith terus nyerocos sambil merebut bb itu, “Kok ga balas sms? KOK GA TUNGGU SMS?! Marah ya?? GA USAH SOTOY GA JELAS YG BIKIN DARAH NAIK BENERAN! Huhuw? HAHAWWWW!! Mau didi lompat dari balkon? SILAKAN!! GUA MASUKIN KE DISTURBING-PIC NYA KASKUS NTAR FOTO MAYAT PENYET LU!”

Cyrrus jadi sebal. Kalau begini pasti kata-kata Keith selanjutnya will be… “Lu berdua boti begitu, mana bisaaa.. buang-buang pulsa aja dah!!” tuh kan bener. Sampe hafal sama itu bibir gen-set. Kalo ngomong bener2 ah!

“Sialan lu bencong tomboi. Gimana dooong.. nih anak sih cute. Tapi ganggu banget!! Ga balas semenit, sms lagi! Ga balas lima menit, miskol! Ga balas sejam, ngancem bunuh diri! Ga balas sehari, didatengin rumah gua!”

Saya ngakak, separah-parahnya suka sama orang, pantang mati buat ngejar senajis itu! Its really disturbing behavior for me! Bikin turn off.. totally turn off!

“Sini…” saya gantian mengambil bb-nya. Mengetik-ngetik. SENT.

“Ngetik paan Chris?” saya memberikannya pada mereka.

U’re not the cutest one. I know someone better. 

With your behavior like this, I better be with someone else. 

Change ur attitude, or this will be my last messages.

 U’re such a big pain in my ass..


Ga ada semenit bb Cyrrus kembali bunyi, “Buka!!” Keith penasaran.


MAKSUDNYA APA YA KO?

DIDI GA NGERTIII >.<>

“HAIZZZZZ!! Itu biaya kursus les inggris dari mamanya dibuat les balet-ngangkang kali yah!! Buang!!” Keith sampai meremat bantal.

 

For you, My P-A

And please, by this blog I want to telling u guys (especially some PAIN IN THE ASS!) : ga usah buang-buang waktu. Kelakuan begitu, bukannya bikin gemes malah bikin pengen remes.

Ga usah obsess-obsess ga penting! Mama kita aja anaknya makan-ga makan yang penting malah nambah endut! Lagipula, “WHO THE HECK ARE U? TRYING TO BE MY SPECIAL ONE?”

Ga usah ngancem bunuh diri segala. Apalagi maki-maki pakai nama kita lewat status-update facebook. Yang ada kita malah geleng-geleng kepala. Ini anak lagi kesambet setan suster ngangkang kali yah..

And I keep on wondering.. IS THERE ANY MATURE-WISE-SINYO-SINYO? Kalo ada.. then.. we are so proud of you.

And once again.. I REALLY NOT INTO KIDDO-DIDI-SINYO-SINYO.. still..euchhh =p

 

By.C

 

Sabtu, 17 Oktober 2009

Chapter 7 : Rest Your Heart

September 17, 2009

 

The Ice Queen

Saya memutuskan untuk mematikan semua alat komunikasi saya. Pantang gatal buat ketak-ketik atau sekedar baca teks!!

Mellow? (tidak!) Depressed? (not that!!) Lagi mau sendiri? (bukannya selalu begitu?) atau lagi menghindar? (you may say, lah…)

Saya memutuskan untuk meninggalkan semua alat komunikasi itu dikamar dan hanya membawa kunci mobil dan dompet saja. Eh Marlboro juga!

Next stop : Starbucks.

“Caramel Java Chip… Iced… Venti… mmm... whipped cream.” I need something sweet and creamy tonight.

“Satu saja?”

“Satu!” alis saya naikkan. Ini serius Mas! Awas berani nanya kenapa!

Lalu saya ingin mencari celah tersembunyi, yang orang lain tak bisa lihat apalagi mengintip. “Shooooottt!” disana sudah duduk Joey. Dia langsung memandang tajam, dan itu yang membuat saya makin terpaku.

“You… Sit here…!” saya sigap duduk. Nyonyah satu ini mana bisa dibantah. Tapi kok tumben dia sendiri? Mana pasukannya?

“Where’s your army, Chris?” kok ini anak nanya balik sihhh…!

“Sendiri aja. Sama kaya elu.. Mana lainnya?”

“Ga ada. Party of one. Care to join?” saya mengangguk berat. Sigh!

“What brings you here, my ex-besties?”

“Nothing.. I was just…”

Dia memotongnya. “Lagi muak sama semua orang? Elu lagi pengen sendiri dan mereka belagak buta dan terus aja nyari elu?”

Berondongan barusan sampai bikin saya stop menyeruput starbucks deh! Kalau begini ya sudah mengangguk lagi saja.

“Me too. Screw them all!” Joey menyalakan rokoknya.

Now two white boys look like doing reunion. Cyrrus bisa mencak-mencak kalau tahu moment ini. Tapi biarlah. Screw them all-for today!

“Cigars, my Cupcake?” tawarnya. Senyum itu mulai hangat seperti tahun lalu.

 

When The Ice Melting-down.

Usut punya usut, si Joey ini sedang bingung antara mau jadian atau tidak. Setelah 3 tahun single dan terbiasa jadi lajang jalang, diajak jadian tentu saja “It’s a big-fat-jumbo-dumbo deal for me!” serunya.

“Satu kali pacaran sudah cukuplah sakitnya. Takut yang keduanya ini gagal lagi. It could drives me crazy, you know!”

“Do you think you fall for him, too?”

Joey tertawa, “No love for me for these last two years. I’m not superhuman, not a steel men. It’s Jonathan, the frozen-hearted ice queen…”

“Hmm… What do u want, then? You have to be more specific!”

“I just want a guy who treats me well. Queen of his heart, no need to be special..” See! Anak ini saja masih tidak tahu apa maunya! Disuruh spesifik malah kasih jawaban diplomatis.

“Wow.. Gua pikir elu maunya yang cuma have funnn...” Saya sampai harus pakai adegan pura-pura hitung sisa rokok di kotak untuk mengucapkan kalimat itu saking kedernya.

Joey melirik tajam, “Yeah! I used to be that kind of boy! Tapi hati yang paling dalem terus merong-rong woi!!”

“Is he the one?” saya mulai gatal. Saya mau cincang dia saja ahhh!

“Yes he is!” jawabnya mantap.

“Terus kenapa jadi ragu? Dapetin dia!”

“I don’t feel that I’m the one for him. Dia itu super-nice, anak baik-baik dan tulus. And me? U know me well, huh biatch?” Joey sampai meremas majalah disampingnya. Serem ah ini anak, masih aja temperamental.

Saya merengkuh tangan itu. “Dear my ex-besties… Elu sudah sejauh ini jalan tanpa kaus kaki.. Now you got your socks and nice shoes. Use them…! Elu harusnya bersyukur masih diberi kesempatan mecoba rasa cinta. Di Baskin & Robbins aja ga ada rasa itu lho.”

“Dan soal bener atau ga bener.. Jalanin dulu aja lah, and try your best. You never know, my dear. Kadang kita harus dipertemukan dengan orang-orang yang salah dulu baru bertemu dengan orang yang benar., Baru kamu bisa tahu betapa berharganya orang itu.” Kasihan Jonathan, belasan temannya tak ada yang sebijak saya. Hohohohok…

Joey jadi berkaca-kaca. “He loves me so bad…”

“Jika dia bisa mencintaimu sehebat itu, why don’t u?”

Pulang kerumah hidupin BB : 8 new messages! 5 misscall!

Jonathan Oey >> Thx my Cupcake. U’re still my best biatch. Don’t let Cyrrus knows bout our reunion!

Keith Wang >> Setan!! Temenin ke bengkel yuk! susul gw sejam lg!

Keith Wang >> Woi! Kemana?! Buruan nyusul!

Keith Wang >> TAIK ah!! Huh!

Cyrrus Danniel >> gua lg mellow nih.. gua telpon yeh beb.. xo

Say goodnight and go, aja deh.

 

By.C

Selasa, 21 Juli 2009

Chapter 6 : Soulmate in War

June 27, 2009

Game on, Lover..

Keith melempar iPhone-nya, “Its over for me. Game over!”

“Well, not for him. We know he’s not your boyfriend, tapi kalian sudah melalui semua hal yang seharusnya dilakukan orang pacaran! Ga diitung tuh?!” ejek saya sambil menyodorkan iPhone-nya yang masih kelap kelip gara-gara ada panggilan telepon.

Panggilan itu akhirnya mati sendiri. “Its over, Chris.” Pandangnya memelas. Saya jadi simpati pada mahluk sarkas favorit saya ini.

Billy. Keith sudah dekat dengan orang ini enam bulan lebih. Sering bertengkar justru membuat hubungan mereka makin solid. Soulmate katanya... Soulmate? “Soulmate kan ga harus selalu mesra! Ambil contoh tom & jerry, baskin & robin!”

Billy, si Mr.Buzz yang so busy. Buzzy Busy Billy! Nama itu sampai jadi nama phonebook khusus Billy di iPhone Keith. Saking sibuknya orang ini, sampe-sampe YM-nya juga harus di buzz beberapa kali untuk menarik perhatiannya, “Buzz! Buzz! Still alive?! Don’t forget ur lunch! Buzz! Buzz! Don’t skip ur b’fast!”

“I’m tired..”

Cyrrus memeluknya erat, “Tapi kalian cocok lhoo..”

“Yea rite.. We’re like.. SAKLAR? On and Off. Mostly off!”

“Beri dia kesempatan. Mungkin usaha dinner ketiga ini gak batal lagi.” Saya meraih pipinya,  ingin mengamati wajahnya yang layu.

“Do u guys know? I don’t need the meal. I just want to spend a night with him. On a table. Face to face. Talking.. Debating.. Speaking.. Listening.. Starring.. Does he even realize what I want?” kami mengangguk mengerti.

Manusia super sinis itu mulai menangis! “I better do the math test than this ‘ga-jelas-relationship’. Berkutat pada soal-soal maha-rumit, tapi bisa diselesaikan dengan rumus, dan hasilnya exact! Unlike this relationship! I feel like I’m playing trivia quiz.”

Saya menaikkan alis, “So... Why don’t you play that trivia game? Tebak kelakuanku! Tebak apa yang kumau! Tebak arti tatapanku! Tebak aku!” saya bersungut-sungut.

Keith melongo. “Why not?!” saya jadi lega sedikit. “U’ve been there many times, right?” dari lega jadi sebal.

“I invented that game.. I rule that game.. I will win that game! Game on, Lover.” dia tersenyum lebar.

 

Game over, Lover.

Keith Wang                  : BUZZ!

Keith Wang                  : don’t forget tonight! Amore, 7pm sharp, bill on me, its my treat!

Keith Wang                  : BUZZ!

Keith Wang                  : I need ur RSVP! Go ahead!

Billy H                           : 7pm? Why so sudden? Its 2pm!

Keith langsung panik, “Halo! What? Mau batalin yang ketiga kalinya ini?” babatnya diujung telepon.

Bill diam dan berdehem beberapa kali, “Not tonight… I need to get done this blueprint, love. Deadline next weekend.”

“I just need an hour! I’m sick of playing this game. Mengalahlah sedikit..” kali ini nadanya melemah kalah.

“Can’t.. I know you. It wont takes just an hour.” Billy terus menyerang.

Keith merasa bahwa dia harus memencet ‘hot button’nya sesegera mungkin sebelum dia dibabat habis. “Well, then u’re lose. And it’s your biggest loss. We are over.”

“Hei! Don’t do that!” Billy tak terima.

“Isn’t it a great deal for us? A ‘win-win solution’! You Happy! I’m happy!” keith menutup telepon itu tegas.

“One more table, Mbak. Saya jadinya dinner bertiga.”

Billy H                           : BUZZ!

Keith Wang                   : wad? We’re chewing here!

Billy H                           : forgive me.. =’(

Billy H                           : BUZZ!

Billy H                           : gimme ur fourth chance.. =(

Keith Wang                  : my limit is always be three times, dude

Billy H                           : please..

Billy H                           : BUZZ!

Keith Wang                  : its done Bill, no more next level for us.

Keith Wang                  : bye.. game over, lover..

Keith Wang has signed out.

 

By.C

Rabu, 24 Juni 2009

Chapter 5 : Who’s Hornely..?

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.