Kamis, 25 November 2010

CHAPTER 40 : MASTURDATING

16th November 2010


”What are you guys doing this Saturday night? @wangkeith @SurryC “

Tweet telat, karena saya bangun dari bobo sore pas jam tujuh malam.

 

Serial Dating.

Date 1 :

Cyrrus menyeruput wine itu perlahan. “Merlot 2004?” bacanya pada botol itu.

Pria didepannya mengangguk sambil memandanginya lamat penuh takjub. “The best, rite?”

“Anything but wine.” Senyumnya nakal.

Gosh! Cyrrus hates red wine! And this well priced lamb steak is tasteless! 

Boring rich guy, yucky diner. Another date, please!

“Ah my blackberry is ringing. Wait yah, Ko.” Hidih. Padahal cuma bunyi broadcast message! Pinter nih anak memang. Abis itu pura-pura cas cis cus di telepon. Hapal dah!

Date 2 :

Dia turun dari taxinya dan segera masuk ke lift apartment itu.

“Gilbert! Miss you!!” peluknya erat ketika pintu itu dibukakan.

Sejam lebih mereka berbaring di sofa mendengarkan musik jazz dan audiophile menatap home theatre yang ambigu bentuknya. “Ini semua dibeli sebelum gua balik Indo loh. Philadelphia memang kota jazz!”

Blah-blah-blah! Bikin ngantuk ah.

You are cute, but u can’t give me another reason to stay.

Date 3 :

“Thanks for picking me up! Paling enggak suka meeting sama temen kuliah bahas project deh. Heheheheheee.” Ketawa palsunya lebaaar bener. Seremin.

Pria di mobil itu mengerlingkan matanya. “Anytime sunshine. So.. Mau ngamar sekarang?”

“Okay, he’s ultra hot, can’t resist those yum-yum chest. BUT I’M TOTALLY FRIGID TONIGHT!” gemasnya dalam hati.

Dia melirik blackberry nya lagi. “Maybe just kissing, terus antar aku ke coffee shop yah!”

Si hunky langsung merengkuhnya.

 


Family Dating.

“Okay Mom, seriously. Apa susahnya milih deodorant? Pick one, anything, any scents, terus buruan milih buah dehhh.” Keith sudah tak mau bertahan semenit lagi di area itu.

“Bingung antara rose scent… atau.. lily scent?” Katryn menyodorkan dua deodorant terbuka itu ke depan hidung anaknya.

“Can I pick randomly? With my eyes closed?” penolakan kecil-kecilan sambil memilih roll-on yang berwarna pink itu kemudian.

“Ini penting yaaa.”

“Sepenting apa?”

Katryn berdehem. “Ehm… Bayangin kalo enggak sengaja ternyata date kamu itu fetishnya ketiak sebelum foreplay…”

Keith menyodorkan telapaknya kedepan wajah. “Too much informationnn!”

“Sepenting itu, Son! Tiga dari sepuluh pria yang pernah sama Mamimu ini, sukanya ciumin ketiak pas foreplay..”

“Gay doesn’t do that silly thing!”

“Yes you do!”

“Oh yeah? One example!”

“Waktu netekin kamu, kalo enggak pake deodorant, kamunya pasti nangis enggak mau netek. Terus ya kamu itu dulu pas bayi….”

Keith memutus pembicaraan itu. “Can we just go to fruits and vegetables section please?”

Entah kenapa di setiap section supermarket, mereka selalu berdebat.

Tissue. Susu. Daging. Selai. Pasta gigi. Detergent.

“Aduh Mom, Keith temenin kapanpun deh, asal jangan malem minggu begini dehhh.”

“Iya iya abis ini kalo kamu mau kumpul anak-anak atau mau dugem, terserah deh. Pake itu mobil. Mami mau jalan sama grup mami juga ntar midnite.”

“Grup beha melorot tanding mahjong lagi ya?”

“Mahjong jidatmu!!” pukulnya pada kepala Keith.

“Margarita night, baby! Janda-janda coyote!”

 


Masturdating.

Here I am. On my single sofa. Sigh!

Oh Mr. Marlboro, you are so tasty… minty and sexy! Can I suck you up?

Where do my two bitches go when I need them most? Yasudah deh, sekali-kali enggak kumpul enggak apa-apa.

I’m addicted to chronic masturdating lately.

Table for one. One single cupcake. One slice of pizza. One olive in my dry martini. Drove my car to nowhere, by myself, one passenger, one way.

“Lagi anti-social mode yah, Chris?” saya memainkan mata mencari jawaban.

Enggak juga sih. Lagi pengen sendiri aja. Quality time for me, myself, and I.

Seharusnya yang beginian enggak perlu dipertanyakan. Semahluk sosial apapun manusia, kadang-kadang dia juga bisa tiba-tiba Sooo-Sial. Terdampar dalam dunianya sendiri, dengan sadarnya.

“Iyeh.. Lagi pengen ndirian. TTYL my dear.” Pamit saya sambil menutup BBM.

“I’m loving it.” yakin saya dalam hati sambil lanjut baca buku ‘Sophie’s World’ yang enggak slesai-slesai dari jaman masih perawan.

Enggak perlu dikasihanin deh ya, please! Emang lagi pengen menyendiri kok. *wink wink*

--

Cyrrus tahu-tahu sudah duduk di sisi kiri lengan sofa. “Finally. Where have u been hiding in the last five days, Alice? Enough with Wonderland!”

Keith merebut buku itu. “Bar, yuk? Ikutan grup janda malang yang ketuanya mami. Dijamin ngakak gila-gilaan.”

Saya mengangguk. “Only if you allow me to wear your fedora hat!”

“Its 11pm. Let’s beat those black widows!”

 

 

by.C

Rabu, 10 November 2010

CHAPTER 39 : Confession of a Heartbreaker

2nd November 2010

 

Ask Me Anything.

Message itu masuk ke GRINDR Keith. “U cute. Top/Bott?”

Swear yah, paling males diajak chat tapi pertanyaan pertama udah kaya gitu. 

Selanjutnya pasti tanya ukuran. “Introduce yourself first, plz?” ketiknya.

*G : Gregory. 37yo. Top. Too old for ya?

*K : Age just a number. I love thirties. I’m Keith, 22yo, Bott.

*G : I’m married. Do you mind?

*K : Now that’s another story. I don’t date married guy.

*G : =( why not? Kan terjamin enaknya..

*K : situ mau jamin dosa rangkap saya?

*G : kamu gay?

*K : For sure. Pure gay. Sir, this is Grindr, bukan formspring.me/

*G : kalau saya Bi.

*K : I don’t believe in bisex.

*G : why?

*K : Mereka cuma gay yang menolak kenyataan aja. Denial. Omnivora. 

Pemakan segala. Serakah. Alligator. BI : Bastard & Immature. Need me to say more?

*G : Cynically true.. ;-) u’re so cute btw.

*K : Not just cute, tapi juga pantang digoda married hot guy. So.. No thanks =)

*G : Too bad. Here’s my number in case you want me to… do ANYTHING.

 

Entah kenapa Keith menyimpan nomor itu.

Si Boti satu ini memang paling suka main api. Kalo kebakar, NGABUR!

 

 

25 hours Party.

“Saya dan anak-anak paling suka loh makan lemonade cake disini. Mau coba?” Keith mengangguk.

“You are not happy with your family?” tembak Keith setelah si waitress pergi.

“Wow.. Am I the bull’s eye?”

“Siapa lagi. I’m dying to know. Makanya itu saya ajak kamu ketemuan disini.”

Greg tersenyum sambil mengangguk. “Kalau boleh kembali ke masa lalu…”

Lima belas tahun yang lalu, Gregory muda pernah begitu mencintai seorang pria. Tapi seperti kisah cinta amatiran yang dilakukan para amatir lainnya, it didn’t work.

Suatu malam sehabis menghadiri pacarnya menikah dengan wanita lain, ditengah hujan dia berjalan berkilometer jauhnya menuju rumah, merenungi apa yang sebenarnya terjadi.

Meraung dan menangis sendirian, berlomba dengan guyuran hujan.

It broke his heart, and then he decided to go straight. Really-really straight.

Lalu tiga tahun kemudian dia menikah. Dua tahun setelahnya beranak dua.

Gregory tidak benar-benar lurus setelahnya. “I’m still up for casual sex. With my ex, new gay, kucing, money boy juga boleh. I don’t mind to pay them.”

“Heck! What’s the point?”

“Revenge…. mungkin?” tebaknya dengan jeda panjang

“U got wife and kids, for God’s sake!”

“I love my kids. I respect my wife. I worked my ass off from nine to five. Memberikan semua yang mereka butuhkan. Is it wrong if I would like to get my little bit of heaven in the end of the day?”

Keith memintanya lanjut bercerita. “Revenge apa maksudnya tadi?”

Gregory muda bersumpah, hatinya yang sudah dipatahkan, akan ganti dia patahkan pada orang-orang baru.

Gantian menyakiti! Switching role! (Sounds like a new fetish, but it’s not)

He hides behind a veil to conceal his deficiency, but manipulates others to fill the emptiness and holes.

And of course, Keith won’t be on that list.

“Grow up, you juvenile boy!”

Greg tertawa. “I don’t need to grow up when it’s so good to be 17.”

Keith menyerah. Pria ini walau dipanah dengan jutaan sindiran, rasanya percuma. Damai mungkin jadi jalan satu-satunya. Mengangguk daripada dibenci.

“Live it up, boy!” tambahnya sambil cengengesan bagai remaja horny.

Keith cuma bisa geleng-geleng. “I’m dying to vomit now.” Gumamnya.

“The party is never over! Should I bring champagne for the next date?”

“I wont do the second date. Totally.” Bisiknya dalam hati.

 

By.C