Sabtu, 11 September 2010

CHAPTER 34 : THE UNOFFICIAL BOY

1st September 2010


Enemy turned Friend

Here’s another story about one species that I hate : GOLD DIGGER.

The name is June. He’s damn cute and everything. Flawless white skin, perfect smile, nice attitude, and lady-like.

But one thing so ugly about him that I heard. Rumor has it, he always dating filthy riches men.

His current boyfriend is married men with a son. He has big fat bank account, a landlord, and June got all of the facilities by doing nothing.

Then my gold digger alarm went on.

And I was like.. “Great.. Not just another pretty face to see.” in sarcasm perspective.

Akhirnya ada kesempatan kenalan langsung sama si ‘living-legend’ ini gara-gara Cyrrus ajakin dia ke Mall.

“June. Umur dua satu.” Senyumnya ramah. Saya sudah males benernya. Mau ngapain nih kucing temenan ama Cyrrus segala.

“Yeah.. we know you. Bye for now.” Balas Keith yang langsung pamit ke gym diatas. SHIT !

I really want to go, tapi udah kadung janji mau cari blazer bareng Cyrrus. I always hate plan B.

Oke, sejam kedepan harus pasang pagar betis invisible, mata memicing, dan ngomong seperlunya. Sebagai peringatan “Don’t talk to me, u home-wrecker!”

“You might try this on, Chris? Looks good on you.” Katanya di fitting room sambil melepas blazer yang baru dicobanya.

Saya menggeleng. That’s one knitted blazer with high-priced tag. “Errmm.. No need, June. Not my style. I can’t afford it, though.”

“I will buy this one next month. In L size.”

“L size? I thought u’re S size.”

Setelah saya tanya, ternyata dia mau beli itu buat kado ultah sugarDADDY-nya itu. Kenapa harus next month? Kenapa engga sekarang? Just swipe that Titanium Credit Card nohhh.

“Nunggu gaji dari agency dulu. Bayarannya baru cair bulan depan. This prize has to be special.”

“Does he even care?” tolong setrika mulut saya sekarang! I shouldn’t have asked that!

Beberapa menit kemudian saya jadi simpati habis-habisan sama dia.

Gara-garanya, dia nangis-nangis setelah debat di telepon sama pacarnya itu. Point-nya, he will be out of town for couple months. Family vacation.

"I don't want to be your number 1, because that means that there is a 2 and 3!! I want to be your only one!" teriaknya sambil membanting teleponnya di tumpukan baju.

Selanjutnya dia nyerocos sendiri. Betapa dia selalu kalah dari keluarganya.

Yaiyalah! Situ cuma kasih kepuasan, sementara istri dan balita cowonya itu bisa kasih semua kebahagiaan. The true happiness.

“But I really love him, you know.” And June, so does his real little family.

Beberapa menit kemudian baru dia tenang. “Okay. No matter how I prove myself, I will always be under the light. I will never win. Enggak apa-apa. Asal dia enggak hilang. I’ll be fine.”

Tapi saya lumayan kagum sama ini anak. Pemikirannya kadang bikin mikir sendiri. He’s really ahead of his age. Like he has been through many things and still survives.

“When I was small, I laughed less but there was infinite hidden joy. As I grew up, I learn to laugh a lot to hide the unspoken sadness.” Kata dia lirih.

Well. I really want to hug him now. Sekarang baru tahu, semua cerita, selalu punya dua sisi. Find the blind side, and then u will know the different version.

“Jadi apa status kalian sebenernya? Pacaran juga bukan kan?” tanya Cyrrus.

“Technically I'm single, but emotionally I'm completely taken. Cause in my mind I will always be his boy. His unofficial boy.”

Saya trenyuh.

U will never know when someone comes in n press 'play' on your paused life.

 

 

Friend Turned Enemy

Yang ini beda kisah lagi.

Yang satu ini dulu normal-normal aja. Dulu down-to-earth, sekarang enggak inget yang namanya mijak tanah. Barangnya baru-baru. BB baru, baju baru, semua baru.

Usut punya usut, ternyata jual sana jual sini.

Gayanya kaya OKB. Petentang-petenteng bawa Bally palsu. “Like I don’t know the fact! Tas nya KW dua, yang bawa mukanya KW 10!” batin Keith.

Itu orang kok jadi kejerumus gitu yah. “Kesambet roh Lonte Birahi kali.”

Malesin jalan sama orang kaya begituan, bikin reputasi jadi tambah runyam aja. Ntar sekalian ditawar orang pas jalan bareng. “Buy one get Three dong. Diskon dikit gitu sama Om tersayang.”

Tersayang muke lu mbendul! Tahi ndiri aja juga gua ogah kasih ke elu.

“Hei Keith!” sapanya di bagian Pull & Dipping.

“Hmm…” jawab gitu aja cukup kayanya. Annoy ini orang. Mana di gym sini banyak om-om gatel. Ntar dikira satu agensi lagi sama ini kucing.

“Onyx baru tuh?”

“Iya. Beli ndiri.” Iye belinya sendiri, tapi duitnya dari uluran kasih Daddy beta tercinta.

“Oh.. titipin locker room aja. Enggak usah show off. Pake foto-foto segala.”

One killing sentence. Tapi si kucing itu kayanya telinga tebel juga. Tetep sibuk sok BBM-an.

“Mana temen-temen elu?”

“Enggak tau. Pada sibuk.” Helehhh.. kaya gua enggak tau aja. Temen-temen elu juga pada males sama elu. Makanya mendingan elunya dibuang daripada ntar ikutan jadi kaum terbuang.

Kaya gua engga tau aja dua mantan terakhir lu cerita ke gua kalo elu sukanya ngutil duit dari dompet mereka diem-diem.

Pindah ke bagian pull-up. “Dan elu kenapa sih ngikutin gua terus?” bentak Keith.

“Yee. Suka-suka dong. Weekkkk…” Hidih, mana sok imut pula. Emang bener pepatah bilang. Diatas langit ada langit. Di bawah jurang ada jurang. Nah dia ini bukan jurang lagi, tapi palung.

“Back off and don’t show your sold shinny ass on me anymore, u kitten!”

Dia diam. “Maksudnya? Enggak mudeng. Indonesia dooong.”

“KAMPUNGAN !!”

 

 

by.C

2 komentar:

Anonim mengatakan...

U will never know when someone comes in n press 'play' on your paused life..

nice quote :)

Argi Wibawa mengatakan...

HAHAHAHAHAHA lucu!! keep writing dude someday lo bisa sukses kaya penulis lain... gw berharap bisa jadi film karena luccccu banget!!