Rabu, 10 November 2010

CHAPTER 39 : Confession of a Heartbreaker

2nd November 2010

 

Ask Me Anything.

Message itu masuk ke GRINDR Keith. “U cute. Top/Bott?”

Swear yah, paling males diajak chat tapi pertanyaan pertama udah kaya gitu. 

Selanjutnya pasti tanya ukuran. “Introduce yourself first, plz?” ketiknya.

*G : Gregory. 37yo. Top. Too old for ya?

*K : Age just a number. I love thirties. I’m Keith, 22yo, Bott.

*G : I’m married. Do you mind?

*K : Now that’s another story. I don’t date married guy.

*G : =( why not? Kan terjamin enaknya..

*K : situ mau jamin dosa rangkap saya?

*G : kamu gay?

*K : For sure. Pure gay. Sir, this is Grindr, bukan formspring.me/

*G : kalau saya Bi.

*K : I don’t believe in bisex.

*G : why?

*K : Mereka cuma gay yang menolak kenyataan aja. Denial. Omnivora. 

Pemakan segala. Serakah. Alligator. BI : Bastard & Immature. Need me to say more?

*G : Cynically true.. ;-) u’re so cute btw.

*K : Not just cute, tapi juga pantang digoda married hot guy. So.. No thanks =)

*G : Too bad. Here’s my number in case you want me to… do ANYTHING.

 

Entah kenapa Keith menyimpan nomor itu.

Si Boti satu ini memang paling suka main api. Kalo kebakar, NGABUR!

 

 

25 hours Party.

“Saya dan anak-anak paling suka loh makan lemonade cake disini. Mau coba?” Keith mengangguk.

“You are not happy with your family?” tembak Keith setelah si waitress pergi.

“Wow.. Am I the bull’s eye?”

“Siapa lagi. I’m dying to know. Makanya itu saya ajak kamu ketemuan disini.”

Greg tersenyum sambil mengangguk. “Kalau boleh kembali ke masa lalu…”

Lima belas tahun yang lalu, Gregory muda pernah begitu mencintai seorang pria. Tapi seperti kisah cinta amatiran yang dilakukan para amatir lainnya, it didn’t work.

Suatu malam sehabis menghadiri pacarnya menikah dengan wanita lain, ditengah hujan dia berjalan berkilometer jauhnya menuju rumah, merenungi apa yang sebenarnya terjadi.

Meraung dan menangis sendirian, berlomba dengan guyuran hujan.

It broke his heart, and then he decided to go straight. Really-really straight.

Lalu tiga tahun kemudian dia menikah. Dua tahun setelahnya beranak dua.

Gregory tidak benar-benar lurus setelahnya. “I’m still up for casual sex. With my ex, new gay, kucing, money boy juga boleh. I don’t mind to pay them.”

“Heck! What’s the point?”

“Revenge…. mungkin?” tebaknya dengan jeda panjang

“U got wife and kids, for God’s sake!”

“I love my kids. I respect my wife. I worked my ass off from nine to five. Memberikan semua yang mereka butuhkan. Is it wrong if I would like to get my little bit of heaven in the end of the day?”

Keith memintanya lanjut bercerita. “Revenge apa maksudnya tadi?”

Gregory muda bersumpah, hatinya yang sudah dipatahkan, akan ganti dia patahkan pada orang-orang baru.

Gantian menyakiti! Switching role! (Sounds like a new fetish, but it’s not)

He hides behind a veil to conceal his deficiency, but manipulates others to fill the emptiness and holes.

And of course, Keith won’t be on that list.

“Grow up, you juvenile boy!”

Greg tertawa. “I don’t need to grow up when it’s so good to be 17.”

Keith menyerah. Pria ini walau dipanah dengan jutaan sindiran, rasanya percuma. Damai mungkin jadi jalan satu-satunya. Mengangguk daripada dibenci.

“Live it up, boy!” tambahnya sambil cengengesan bagai remaja horny.

Keith cuma bisa geleng-geleng. “I’m dying to vomit now.” Gumamnya.

“The party is never over! Should I bring champagne for the next date?”

“I wont do the second date. Totally.” Bisiknya dalam hati.

 

By.C

Tidak ada komentar: